Jumat, 02 April 2010

Pendidikan Kesehatan Gigi

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang bermanfaat untuk menciptakan iklim atau kondisi yang dapat mempengaruhi tingkah laku kesehatan individu. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari anak didik yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Untuk timbulnya sikap dan tingkah laku yang diharapkan itu diperlukan suatu proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan dari suatu proses pendidikan, diperlukan sarana penunjang berupa strategi pendekatan. Strategi pendekatan yang sesuai dengan kondisi perorangan maupun kelompok masyarakat, akan mempercepat proses terjadinya perubahan tingkah laku itu. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat.Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi, dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat, arena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan indeks pembangunan manusia (IPM). Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat, oleh kerena pendidikan kesehatan sangatlah penting untuk menunjang setiap program kesehatan yang direncanakan. Tetapi seperti yang kita tahu bahwa pelaksanaan pendidikan ini, baik di negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya, yakni yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan gigi bagi masyarakat itu sendiri, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.
Kesehatan Gigi dan Mulut
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut. Pendidikan kesehatan gigi dan mulut ini merupakan satu bagian penting dari program pendidikan kesehatan secara keseluruhan. Program kesehatan gigi dan mulut pada hakekatnya ditunjukkan kepada seluruh masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat itu sendiri (DepKes. RI. 1982). Sebagaimana program kesehatan pada umumnya, walaupun baiknya program kesehatan itu, bila dalam pelaksanaannya tanpa mempertimbangkan keikutsertaan masyarakat di dalamnya, maka kemungkinan akan terjadinya hambatan atau bahkan kegagalan.Dalam hal kesehatan gigi dan mulut, beberapa pakar mengatakan bahwa Departemen Kesehatan seringkali mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut ini. Sebagai salah satu contoh, program yang diselenggarakan di puskesmas-puskesmas mengenai usaha kesehatan gigi masih belum optimal diselenggarakan, seperti melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak-anak sekolah masih jarang dilakukan. Semua hal tersebut adalah program pokok puskesmas, namun sering diabaikan sehingga menjadi suatu hambatan dalam mencapai tujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemerliharaan kesehatan gigi dan mulut.Program-program yang baik adalah yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat itu sendiri. Tetapi oleh karena sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mempunyai tingkat pengetahuan dan ekonomi yang masih rendah, dengan sendirinya nilai kebutuhan akan kesehatan gigi dan mulut ini masih perlu dibangkitkan, supaya mereka menyadari bahwa kesehatan gigi dan mulut ini perlu Lebih rincinya ada beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan melalui Kumur-kumur dengan larutan fluor
Tujuannya adalah untuk mendapatkan lapisan gigi yang lebih tahan terhadap serangan asam. Asam merupakan hasil akhir dari sisa-sisa makanan terutama yang mengandung karbohidrat. Dengan lapisan email yang lebih tahan terhadap asam, diharapkan tidak akan cepat terjadi lubang pada gigi (karies).Kepada setiap siswa/i diberikan pasta Fluocaril pada saat kegiatan ini berlangsung. Kegiatan ini dilakukan di tempat khusus yang sudah disediakan sekolah dan sebaiknya dilengkapi juga dengan cermin, sehingga mereka dapat melihat sendiri pada saat mereka menyikat gigi. Cara sikat gigi yang baik dan benar diajarkan oleh perawat yang bertugas di lokasi sekolah tersebut. Untuk menguji apakah siswa/i telah menyikat gigi dengan bersih diberikan suatu larutan (disclosing solution) yang berwarna merah. Jika masih banyak sisa-sisa makanan/lapisan plak yang menempel akan terlihat banyak bagian gigi (email) yang berwarna merah. Kepada siswa/i yang belum menyikat giginya dengan bersih dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan menyikat gigi ini. Dengan cara tersebut diharapkan setiap siswa/i mempunyai pengalaman dan latihan untuk mengetahui berapa lama seseorang harus menyikat gigi sampai bersih betul. Kegiatan sikat gigi bersama ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar