Rabu, 07 April 2010

BAHAYA TALASEMIA



Banyak penderita talasemia meninggal dunia karena komplikasi akibat penimbunan zat besi padaorgan jantung. Sekalipun penimbunan zat besi akibat transfusi darah terjadi diberbagai organ dan terbanyak di hati.
Sebab, jantung mempunyaidaya kompensasi yang kurang dibanding organ lain, maka banyak penderitatalasemia meninggal karena komplikasi jantung. Dr Vasili Berdoukas dari RumahSakit Leukos Stauros Yunani mengatakan, talasemia terjadi karena darahkekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin sehingga tubuh tidak mampumemproduksi sel darah merah normal. Hemoglobin memiliki empat molekul zat besi,yang terdiri dari dua molekul rantai globin alpha dan dua molekul rantai globinbeta. Penderita talasemia tidak bisa memproduksi rantai globin sehingga tidakbisa memproduksi hemoglobin dan sel darah merahnya mudah rusak, ujarnya.
Vasili mengungkapkan,penderita talasemia pada umumnya mengalami penumpukan zat besi pada organtubuhnya disebabkan sel darah merah yang rusak itu meninggalkan zat besi dalamtubuh. Dalam kondisi normal, zat besi ini bisa dimanfaatkan untuk membentuk seldarah merah baru yang diproduksi oleh tubuh. Namun, karena tubuh memperolehsuplai darah merah dari transfusi, maka terjadi akumulasi zat besi (ironoverload) di hampir seluruh organ tubuh.
Tumpukan zat besi dalamtubuh itu sangat berbahaya bila tidak dikeluarkan karena dapat merusak jantung,hati, dan organ tubuh lainnya sehingga berdampak pada kematian, ungkap dia.Selama ini zat besi yang tertimbun dalam tubuh hanya bisa dikeluarkan denganinjeksi subkutan (penyuntikan di bawah kulit) melalui pompa khusus yang ada dirumah sakit. Proses ini memerlukan waktu 810 jam per hari dan 57 hari dalamseminggu. Desferal yang disuntikkan di bawah kulit akan mengikat zat besi yangdikeluarkan melalui urine.
Pengobatan ini sangat tidaknyaman, apalagi sebagian penderita talasemia adalah anak-anak. Dampak lain dariinjeksi adalah munculnya radang dan infeksi pada kulit. Menurut Vasili, saatini sudah ada suatu pengikat zat besi (iron chelator) dalam bentuk tablet salutfilm sehingga dapat meringankan penderitaan para penderita talasemia. Caranya,dengan mengeluarkan timbunan zat besi dari organ jantung dan hati sehinggameningkatkan survival rate. Hasil penelitian yang dilakukan Apo Pharma Inc,Kanada, menghasilkan ferriprox (deferiprone) yang dapat mengeluarkan zat besiberlebih yang sama efektifnya dengan desferal.
Direktur Apo Pharma LeoRoach mengatakan, tablet ini dapat mengeluarkan zat besi, terutama yangmenumpuk di jantung sehingga dapat mengurangi risiko gagal jantung karenapenumpukan zat besi. Di Indonesia, penggunaan tablet ini sudah mendapatpersetujuan BPOM melalui suratkeputusan tertanggal 19 Desember 2006. Pengobatan oral ini tentu jauh lebihmudah dan praktis sehingga penderita tidak perlu melakukan penyuntikandesferal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar